Thursday, October 15, 2009

Kebenaran Hilang

Bab 2

Dan Tersingkaplah Kebohongan

Hadis yang menyatakan "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin sepeninggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu" dan hadis yang menyatakan "Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanya niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunahku", keduanya bagi saya merupakan dalil terkuat yang saya gunakan ketika saya cenderung kepada pemikiran Wahabi. Saya hafal betul kedua hadis tersebut sering diulang-ulang oleh para ulama mereka di dalam buku-buku dan ceramah-ceramahnya, tidak terlintas di dalam benak saya untuk memeriksa referensi aslinya. Bagi saya kedua hadis itu sebagai sesuatu yang pasti dan tidak perlu diragukan lagi. Karena kedua hadis itu merupakan dasar utama bangunan pemikiran Ahlus Sunnah, lebih khusus lagi pemikiran Wahabi yang dibangun kokoh di atas dasar kedua hadis ini. Tidak terlintas sedikit pun di dalam benak saya untuk meragukan kesahihan kedua hadis tersebut. Hadis ini pula yang menjadi landasan titik tolak bergabungnya saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah. Oleh Karenanya, keraguan terhadap hadis tersebut merupakan keraguan akan keanggotan saya ke dalam mazhab Ahlus Sunnah.

Pemikiran ini bukanlah merupakan produk jaman sekarang atau produk pemikiran Ahlus Sunnah, melainkan telah dirancang sejak masa silam dengan tujuan untuk menyembunyikan kebenaran dan menghadapi jalan Ahlul Bait, memerankan Islam dengan bentuknya yang paling indah. Namun sangat disayangkan, kebanyakkan mazhab pemikiran berdiri di atas reruntuhan perancang yang jahat itu. Mereka menganut pemikiran-pemikirannya sedemikian rupa, sehingga seolah-olah sebagai sesuatu yang turun dari Allah. Mereka menyebarkan dan membelanya dengan segala cara. Wahabi merupakan contoh yang jelas dari korban perancang jahat tersebut, yang telah menjerumuskan umat Islam ke dalam jurang perpecahan.

Kita akan berusaha menyingkap sedikit tipu daya dan persekongkolannya pada tiap-tiap bab buku ini.

Yang perlu menjadi perhatian kita dari perancang di atas, di dalam masalah ini, ialah bahwa kedua hadis di atas adalah merupakan langkah pertama untuk menyelewengkan agama, merubah perjalanan risalah dan menjauhkan kaum Muslimin dari hadis Rasulullah saw, "Sesungguhnya aku tinggalkan padamu dua perkara yang sangat berharga, yang jika kamu berpegang teguh kepada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat sepeninggalku selama-lamanya, yaitu Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku", yang merupakan hadis mutawatir yang diriwayatkan oleh kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah dan Syi'ah, namun tangan-tangan jahil telah berusaha menyembunyikannya dari pandangan manusia, dan sebagai gantinya mereka menyebarkan hadis "Kitab Allah dan sunahku" dan hadis "Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin...." yang kelak akan tersingkap ke-dhaifan-nya.

Saya terkejut manakala mendengar pertama kali hadis "... Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku". Saya takut ... dan berharap hadis itu tidak sahih, karena dia akan meruntuhkan bangunan pemikiran agama saya, dan bahkan lebih jauh lagi akan merobohkan tiang penyangga Ahlus Sunnah. Namun, angin bertiup tidak sebagaimana yang diinginkan perahu .... dan yang terjadi justru sebaliknya manakala saya memeriksa kedua hadis di atas ke dalam referensi-referensi aslinya, saya menemukan bahwa hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku ..." termasuk hadis sahih yang tidak dapat seorang pun meragukannya. Berbeda dengan hadis "... Kitab Allah dan sunahku ..", yang tidak lebih hanya merupakan hadis ahad yang marfu' atau mursal. Melihat itu hati saya menjadi terpukul. Dari sinilah awal mula saya melakukan pembahasan. Setelah itu mulailah terkumpul beberapa petunjuk satu demi satu, sehingga pada akhirnya tersingkaplah kebenaran dengan sejelas-jelasnya. Di sini kita akan buktikan ke-dhaif-an hadis "Kamu harus berpegang kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin .." dan hadis ".. Kitab Allah dan sunahku ..", serta sekaligus kesahihan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku ..", yang merupakan peluru pertama yang mengenai jantung pemikiran Ahlus Sunnah.

Hadis "Kamu Harus Berpegang Teguh Kepada Sunahku Dan Sunah Para Khulafa` Rasyidin" Merupakan Kebohongan Yang Nyata

"Kamu harus berpegang teguh kepada sunahku dan sunah para Khulafa` Rasyidin sepeniggalku, dan peganglah erat-erat serta gigitlah dengan gigi gerahammu."

Orang yang melihat hadis ini untuk pertama kali dia akan mengira hadis ini merupakan hujjah yang kokoh dan petunjuk yang jelas akan kewajiban mengikuti mazhab para Khulafa` Rasyidin. Yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, dan tidak mungkin membawanya ke arti lain, kecuali dengan melakukan takwil yang didasari ta'assub. Dari sini tampak sekali kehebatan tipuan dan kelihaian para pemalsu. Di dalamnya mereka menetapkan kebenaran mazhab Ahlus Sunnah —madrasah Khulafa` Rasyidin— dihadapan madzhab Syi'ah —madrasah Ahlul Bait. Dari sini kita dapat menjelaskan bahwa pertumbuhan madrasah-madrasah pemikiran Ahlus Sunnah adalah di dalam rangka menentang mazhab Ahlul Bait. Karena madrasah-madrasah tersebut berdiri di atas dasar hadis ini dan hadis-hadis lain yang sepertinya.

Namun, dengan menggunakan pandangan ilmiah dan dengan sedikit bersusah payah di dalam meneliti kenyataan sejarah dan hal-hal yang melingkupi hadis ini dan hadis-hadis lain yang sepertinya, atau dengan melihat ke dalam ilmu hadis dan ilmu al-Jarh wa at-Ta'dil, niscaya akan tampak dengan jelas kebohongan hadis ini.

Sungguh sangat bodoh jika seorang Ahlus Sunnah berhujjah kepada orang Syi'ah dengan hadis ini. Itu dikarenakan hadis ini hanya ada di kalangan Ahlus Sunnah, sehingga mereka tidak bisa memaksa orang Syi'ah dengan hadis yang tidak mereka riwayatkan di dalam kitab-kitab referensi mereka.

Namun, disebabkan saya seorang pembahas dari kalangan Ahlus Sunnah maka mau tidak mau saya harus bertitik tolak dari kitab-kitab referensi Ahlus Sunnah, sehingga dapat menjadi pegangan bagi saya; dan ini yang menjadi acuan saya di dalam melakukan pembahasan. Kita harus bersandar kepada acuan ini di dalam berdialog dan berargumentasi. Karena sebuah argumentasi tidak dapat dikatakan argumentasi kecuali jika mengikat pihak lawan, sehingga menjadi hujjah baginya. Dan ini yang tidak disadari oleh kebanyakkan ulama Ahlus Sunnah manakala mereka berhujjah kepada orang-orang Syi'ah. Misalnya, mereka berhujjah dengan menggunakan hadis ini, sementara orang Syi'ah berhujjah dengan menggunakan hadis ".. Kitab Allah dan 'itrah Ahlul Baitku .." Perbedaan di antara kedua hujjah ini sangat besar sekali. Karena hadis "sunahku" hanya ada di dalam kitab-kitab hadis Ahlus Sunnah sementara hadis "'itrah Ahlul Baitku" dapat ditemukan di dalam kitab-kitab hadis kedua kelompok.

0 comments:

Surah Al-Asr

"Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu di dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman, beramal soleh dan berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran."


Demi Masa

Maqam Junjungan Besar Nabi Muhammad saw

Maqam Junjungan Besar Nabi Muhammad saw
Allahumma solli a'la Muhammad, wa ali Muhammad

 

Design by Amanda @ Blogger Buster