Thursday, October 15, 2009

Kebenaran Hilang

PENUNJUKKAN HADIS TSAQALAIN TERHADAP KEIMAMAHAN AHLUL BAIT

Penunjukkan makna hadis tsaqalain terhadap keimamahan Ahlul Bait adalah sesuatu yang amat jelas bagi setiap orang yang adil. Karena makna hadis tsaqalain menunjukkan kepada wajibnya mengikuti mereka di dalam masalah-masalah keyakinan, hukum dan pendapat, dan tidak menentang mereka baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Karena amal perbuatan apa pun yang melenceng dari kerangka mereka maka dianggap telah keluar dari Al-Qur'an, dan tentunya juga telah keluar dari agama. Dengan demikian, mereka adalah ukuran yang teliti, yang dengannya dapat diketahui jalan yang benar. Karena sesungguhnya tidak ada petunjuk kecuali melalui jalan mereka dan tidak ada kesesatan kecuali dengan menentang mereka. Inilah yang dimaksud dengan ungkapan, "jika kamu berpegang teguh kepada keduanya niscaya kamu tidak akan tersesat". Karena yang dimaksud berpegang teguh kepada Al-Qur'an ialah mengamalkan apa yang ada di dalamnya, yaitu menuruti perintahnya dan menjauhi laranganya. Demikian juga halnya dengan berpegang teguh kepada 'ltrah Ahlul Bait. Karena jawab syarat tidak akan dapat terlaksana kecuali dengan terlaksananya yang disyaratkan (al-masyruth) terlebih dahulu. Dhamir (kata ganti) "bihima" kembali kepada al-Kitab dan 'ltrah. Saya kira tidak ada seorang pun dari orang Arab, yang mempunyai pemahaman sedikit tentang bahasa, yang menentang hal ini. Dengan demikian, maka mengikuti Ahlul Bait sepeninggal Rasulullah saw adalah sesuatu yang wajib, sebagaimana juga mengikuti Al-Qur'an adalah sesuatu yang wajib, terlepas dari siapa yang dimaksud dengan Ahlul Bait itu. Karena hal ini merupakan pembahasan berikutnya. Yang penting di sini ialah kita membuktikan bahwa perintah dan larangan serta ikutan adalah milik Ahlul Bait. Adapun pembahasan mengenai siapa mereka, berada di luar konteks pembahasan hadis ini. Sebagaimana para ulama ilmu ushul mengatakan, "Sesungguhnya proposisi tidak menetapkan maudhu-nya"', maka tentu Ahlul Bait adalah para khalifah sepeninggal Rasulullah saw. Sabda Rasulullah yang berbunyi "Aku tinggalkan padamu...." adalah merupakan nas yang jelas bahwa Rasulullah saw menjadikan mereka sebagai khalifah sepeninggal beliau, dan berpesan kepada umat untuk mengikuti mereka. Rasulullah saw menekankan hal ini dengan sabdanya "Maka perhatikanlah bagaimana kamu memperlakukan keduanya sepeninggalku". Kekhilafahan Al-Qur'an sudah jelas, sementara kekhilafahan Ahlul Bait tidak dapat terjadi kecuali dengan keimamahan mereka.

Oleh karena itu, Kitab Allah dan 'ltrah Rasulullah saw adalah merupakan sebab yang menyampaikan manusia kepada keridaan Allah. Karena mereka adalah tali Allah yang kita telah telah diperintahkan oleh Allah untuk berpegang teguh kepadanya, "Dan berpegang teguh lah kamu kepada tali Allah." (QS. Ali 'lmran: 103)

Ayat ini bersifat umum di dalam menentukan apa dan siapa tali Allah yang dimaksud. Sesuatu yang dengan jelas dapat disimpulkan dari ayat ini ialah wajibnya berpegang teguh kepada tali Allah; lalu kemudian datang sunah dengan membawa hadis tsaqalain dan hadis-hadis lainnya, yang menjelaskan bahwa tali yang kita diwajibkan berpegang teguh kepadanya ialah Kitab Allah dan Rasulullah saw.

Sekelompok para mufassir telah mengatakan yang demikian itu. Ibnu Hajar telah menyebut nama-nama mereka di dalam kitabnya ash-Shawa'iq, di dalam bab "Apa-Apa Yang Diturunkan Dari Al-Qur'an Tentang Ahlul Bait". Silahkan Anda merujuknya!

Al-Qanduzi menyebutkannya di dalam kitabnya Yanabi' al-Mawaddah. Dia berkata tentang firman Allah SWT yang berbunyi "Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah", "Tsa'labi telah mengeluarkan dari Aban bin Taghlab, dari Ja'far ash-Shadiq as yang berkata, 'Kami inilah tali Allah yang telah Allah katakan di dalam firman-Nya 'Dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali Allah danjanganlah berpecah-belah.'" Penulis kitab al-Manaqib juga mengeluarkan dari Sa'id bin Jabir, dari Ibnu Abbas yang berkata, "Kami pernah duduk di sisi Rasulullah saw, lalu datang seorang orang Arab yang berkata, 'Ya Rasulullah, saya dengar Anda berkata, 'Berpegang teguhlah kamu kepada tali Allah', lalu apa yang dimaksud tali Allah yang kita diwajibkan berpegang teguh kepadanya?' Rasulullah saw memukulkan tangannya ke tangan Ali seraya berkata, 'Berpegang teguhlah kepada ini, dia lah tali Allah yang kokoh itu.'"[55]

Adapun sabda Rasulullah saw yang berbunyi "Keduanya tidak akan pernah berpisah hingga menemui aku di telaga", menunjukkan kepada beberapa arti berikut:

Pertama, menetapkan kemaksuman mereka. Karena keseiringan mereka dengan Kitab Allah yang sama sekali tidak ada sedikit pun kebatilan di dalamnya, menunjukkan pengetahuan mereka tentang apa yang ada di dalam Kitab Allah dan bahwa mereka tidak akan menyalahinya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Jelas, munculnya penentangan dalam bentuk apa pun dari mereka terhadap Kitab Allah, baik disengaja maupun tidak disengaja, itu berarti keterpisahan mereka dari Kitab Allah. Padahal, secara tegas hadis mengatakan keduanya tidak akan pernah berpisah sehingga menjumpai Rasulullah saw di telaga. Karena jika tidak demikian, maka itu berarti menuduh Rasulullah saw berbohong. Pemahaman ini juga dikuatkan oleh dalil-dalil Al-Qur'an dan sunah. Kita akan tunda pembahasan ini pada tempatnya.

Kedua, sesungguhnya kata lan menunjukkan arti pelanggengan (ta'bidiyyah). Yaitu berarti bahwa berpegang teguh kepada keduanya akan mencegah manusia dari kesesatan untuk selamanya, dan itu tidak dapat terjadi kecuali dengan berpegang teguh kepada keduanya secara bersama-sama, tidak hanya kepada salah satunya saja. Sabda Rasulullah saw di dalam riwayat Thabrani yang berbunyi "Janganlah kamu mendahului mereka karena kamu akan celaka, janganlah kamu tertinggal dari mereka karena kamu akan binasa, dan janganlah kamu mengajari mereka karena sesungguhnya mereka lebih mengetahui dari kamu" memperkuat makna ini.

Ketiga, keberadaan 'ltrah di sisi Kitab Allah akan tetap berlangsung hingga datangnya hari kiamat, dan tidak ada satu pun masa yang kosong dari mereka. Ibnu Hajar telah mendekatkan makna ini di dalam kitabnya ash-Shawa'iq, "Di dalam hadis-hadis yang menganjurkan untuk berpegang teguh kepada Ahlul Bait, terdapat isyarat yang mengatakan tidak akan terputusnya kelayakan untuk berpegang teguh kepada mereka hingga hari kiamat. Demikian juga halnya dengan Kitab Allah. Oleh karena itu, mereka adalah para pelindung bagi penduduk bumi, sebagaimana yang akan dijelaskan nanti. Hadis yang berbunyi 'Pada setiap generasi dari umatku akan ada orang-orang yang adil dari Ahlul Baitku', memberikan kesaksian akan hal ini. Kemudian, orang yang paling berhak untuk diikuti dari kalangan mereka, yang merupakan imam mereka ialah Ali bin Abi Thalib —karramallah wajhah, dikarenakan keluasan ilmunya dan ketelitian hasil-hasil istinbathnya.[56]

Keempat, kata ini juga menunjukkan kelebihan mereka dan pengetahuan mereka terhadap rincian syariat; dan itu dikarenakan keseiringan mereka dengan Kitab Allah yang tidak mengabaikan hal-hal yang kecil apalagi hal-hal yang besar. Sebagaimana Rasulullah saw telah bersabda, "Janganlah kamu mengajari mereka karena mereka lebih tahu darimu."

Ringkasnya, mau tidak mau harus ada seorang dari kalangan Ahlul Bait pada setiap jaman hingga datangnya hari kiamat, yang ucapan dan perbuatannya tidak menyalahi Al-Qur'an, sehingga tidak berpisah darinya. Dan arti dari "tidak berpisah dari Al-Qur'an secara perkataan maupun perbuatan" ialah berarti dia maksum dari segi perkataan dan perbuatan, sehingga wajib diikuti karena merupakan pelindung dari kesesatan.

Tidak ada yang mengatakan arti yang seperti ini kecuali Syi'ah, di mana mereka mengatakan wajibnya adanya imam dari kalangan Ahlul Bait pada setiap jaman, yang terjaga dari segala kesalahan, yang kita wajib mengenal dan mengikutinya. Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak mengenal Imam jaman-nya maka dia mati sebagaimana matinya orang jahiliyyah." Makna yang demikian ditunjukkan oleh firman Allah SWT yang berbunyi, "Dan pada hari di saat Kami memanggil setiap manusia dengan Imam mereka." •

0 comments:

Surah Al-Asr

"Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu di dalam kerugian. Kecuali mereka yang beriman, beramal soleh dan berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan kesabaran."


Demi Masa

Maqam Junjungan Besar Nabi Muhammad saw

Maqam Junjungan Besar Nabi Muhammad saw
Allahumma solli a'la Muhammad, wa ali Muhammad

 

Design by Amanda @ Blogger Buster